Kamis, 24 Mei 2012

MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Metode atau model pembelajaran jigsaw adalah sebuah tehnik pembelajaran kooperatif dimana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun tujuan dari medel pembelajaran jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

Berikut ini adalah skenario kegiatan metode pembelajaran dengan menggunakan  model pembelajaran jigsaw.


Keterangan :
# 5" pertama, guru akan memberikan penjelasan tentang metode pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk bidang  studi apa yang akan menjadi pokok bahasan.
# 6" kedua, guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok serta menjelaskan tugas untuk masing-masing kelompok. Kelompok ini disebut kelompok awal.
# Siswa diberi kesempatan untuk membaca materi selama 7" dan diharapkan siswa dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya pada kesempatan ini.
# kemudian siswa diberi Lembar Kerja (LK) dan diberi waktu 8" untuk mengerjakan lembar kerja tersebut.
# Setiap siswa dalam satu kelompok menyebar/pindah ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang dipelajari oleh kelompok lain. Siswa diberi kesempatan untuk berpindah-pindah kelompok selama 10" dan siswa diharapkan dapat menyerap dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kelompok lain.
# Siswa kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan informasi yang diperoleh selama 10".
# Kemudian salah satu anggota kelompok berlatih untuk memasukkan data ke komputer dengan menggunakan program inspiration selama 20". Setelah itu siswa akan mebuat peta konsep di komputer dan kelompok lain akan memasukkan informasi ke chart yang telah disediakan. Pada tahap ini siswa diberikan waktu selama 20" untuk menyelesaikan tugasnya
# Pada 5" terakhir guru akan memberikan penguatan dari tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah.
»»  READMORE...

MODEL PEMBELAJARAN STAD


STAD (Student Teams-Achievement Division) telah digunakan secara meluas dari tingkat sekolah dasar sampai universitas. Biasanya siswa dibagi menjadi 4 atau 5 orang dalam satu kelompok.
Model pembelajaran STAD ini berguna dalam mengkaji informasi dari pelajaran dan paling efektif ketika pertanyaan memiliki jawaban yang benar secara tunggal. Siswa mampu bekerja sama secara kooperatif.

Prosedur Pelaksanaan Model Pembelajaran STAD :
Setelah mengajar pelajaran, bagi siswa menjadi beberapa  kelompok dimana masing-masing kelompok mempunyai minimal empat orang anggota, campur-kemampuan anggota dalam satu tim. Setiap tim bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah menguasai informasi. Gunakan kuis/tes untuk menyampaikan  informasi, dan berikan skor individu dan tim.

 Langkah-langkah untuk proses ini adalah sebagai berikut:
  • Mengajarkan konsep / keterampilan - pemahaman cek
  • Tim studi - buat peringkat siswa dan kelompok sebagai berikut: satu orang berprestasi tinggi, berprestasi rata-rata sebanyak dua orang, dan satu orang yang berprestasi rendah; beri tim lembar kerja lengkap dan setiap anggota tim  bertanggung jawab agar semua anggota menguasai konsep
  • Uji - memeriksa pemahaman individu; memberikan nilai tim berdasarkan perbaikan dari rata-rata sebelumnya; 10 dibawah rata-rata atau lebih = 0 poin, 10 di bawah ini untuk 1 dibawah rata-rata = 10 poin; 0 sampai 10 diatas rata-rata = 20 poin; lebih dari 10 diatas rata-rata = 30 poin
  • Beri penghargaan untuk tim dengan skor tertinggi
Memberikan skor tim di samping nilai individu dapat memotivasi tim untuk membuat semua anggota tim memahami informasi yang telah disampaikan.

Cara Memberikan Penilaian
Gunakan diskusi, kuis, dan tes untuk memastikan tingkat pemahaman. Diskusi dapat digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman siswa dengan menilai tanggapan mereka setelah membaca. Mendorong tanggapan dari siswa yang muncul dari tugas. Siswa benar-benar harus merespon 80% dari pertanyaan selama diskusi atau yang diberikan pada kuis atau tes
»»  READMORE...

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI


Model pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan setiap pokok bahasan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya: peserta didik, tujuan yang akan dicapai, situasi pembelajaran, fasilitas yang tersedia dan guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran inkuiri
Model Pembelajaran inkuiri adalah model penemuan yang dirancang guru sesuai kemampuan dan tingkat perkembangan intelektual peserta didik, mengurangi ketergantungan kepada guru dan memberi pengalaman seumur hidup. Penemuan sering dikaitkan dengan inkuiri. Penemuan boleh diartikan sebagai proses mental mengasimilasikan konsep dan prinsip. Penemuan berlaku apabila seseorang itu menggunakan proses mental dalam usaha mendapatkan satu konsep atau prinsip.
Model pembelajaran inkuiri  menggunakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan proses penelitian. penelitian ini didorong oleh pertanyaan demi pertanyaan dan membuat penemuan dalam usaha mencari kefahaman atau jawaban yang baru. Model pembelajaran inkuiri ini didorong oleh sifat ingin tahu dan keinginan memahami sesuatu ataupun menyelesaikan masalah.
Proses model pembelajaran inkuiri ini bermula dari satu perhatian  dan minat atas sesuatu yang menarik dan seterusnya akan muncul banyak pertanyaan atas minat tersebut. Fenomena yang diperhatikan biasanya tidak mempunyai kaitan dengan pengalaman maupun pemahaman dari para siswa. Sifat ingin tahu seterusnya merangsang tindakan untuk melakukan penelitian, pertanyaan, ramalan, hipotesa, dan konsep awal.
»»  READMORE...

MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN TERBARU


Pembelajaran merupakan suatu cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.
 

Berikut ini adalah macam-macam model pembelajaran yang terbaru yaitu :

# MODEL CERAMAH
Adalah sebuah model pembelajaran dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Model pembelajaran ini bisa dikatakan sebagai model pembelajaran yang paling ekonomis dalam menyampaikan informasi serta paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur.

# MODEL DISKUSI
Model pembelajaran diskusi merupakan model pembelajaran yang sangat berkaitan dengan pemecahan masalah. Model pembelajaran ini sering disebut sebagai diskusi kelompok dan resitasi/pelafalan bersama.

# MODEL DEMONSTRASI
Adalah model pembelajaran dengan cara memperagakan benda, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

# MODEL CERAMAH PLUS
Model pembelajaran ceramah plus adalah model pembelajaran yang menggunakan lebih dari satu model, yakni model ceramah yang dikombinasikan dengan model yang lain. Terdapat 3 jenis model pembelajaran ceramah plus, yaitu: model ceramah plus tanya jawab dan tugas, model ceramah plus diskusi dan tugas, dan model ceramah plus demosntrasi dan latihan.

# MODEL RESITASI
Model pembelajaran resitasi adalah suatu model pembelajaran yang mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

# MODEL EKSPERIMENTAL
Sering juga disebut sebagai model pembelajaran percobaan. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran dengan metode pemberian kesempatan kepada para peserta didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Model pembelajaran ini menggunakan alat tertentu dan dilakukan lebih dari 1 kali.

# MODEL TEILEREN
Merupakan model pembelajaran dengan cara memberikan materi secara bertahap/sebagian-sebagian. Misalnya paragraf per paragraf kemudian dilanjutkan lagi dengan paragraf lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

# MODEL GLOBAL (GANZE MODEL)
 Merupakan suatu model pembelajaran dengan meminta peserta didik membaca keseluruhan materi kemudian membuat resume atau kesimpulan dari apa yang mereka baca.
»»  READMORE...

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF


Model pembelajaran inovatif merupakan salah satu model pembelajaran yang patut dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam lingkungan keluarga. Model pembelajaran inovatif ini berciri antisipasi dan partisipasi, menyeimbangkan antara kegiatan penyadaran dengan kegiatan pemberdayaan,antara pembentukan otonomi dengan pembentukan integrasi setiap anak.
Beberapa model pembelajaran inovatif telah dikembangkan untuk memacu siswa berperan aktif dalam setiap pembelajaran. Siswa diharapkan mampu dan mau meberikan pendapatnya.  Model pembelajaran inovatif menuntut siswa untuk terlibat saling tukar pikiran, berkolaborasi dan berkomunikasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sehingga diharapkan siswa mampu mngembangkan kemampuan komunikasi mereka.
Salah satu contoh penerapan model pembelajaran inovatif adalah dengan cara membuat cerita digital dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan ketrampilan , kreativitas dan daya cipta, kecerdasan ganda, pemikiran tingkat tinggi, literasi informasi, literasi visual, literasi suara, literasi teknologi, berkomunikasi efektif, bekerja dalam tim dan berkolaborasi serta memperkuat pemahaman.
Berbagai skenario kegiatan dapat kita rancang untuk membawa penceritaan digital ini ke dalam kurikulum dan kegiatan belajar mengajar. Penceritaan digital ini juga tidak sekedar cocok untuk pelajaran seni rupa atau bahasa saja. Namun dapat diintegrasikan dala mata pelajaran umum ataupun tematis. Guru dapat mengajak siswa membuat presentasi multimedia yang menjelaskan tentang kondisi ekonomi  di lingkungan sekitarnya atau bisa juga meminta siswa untuk membuat cerita bergambar tentang apa yang mereka ketahui tentang pemanasan global, atau bahakan membuat video iklan layanan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
»»  READMORE...

METODE PEMBELAJARAN DENGAN BERMAIN PERAN

Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi atau menirukan suatu pebuatan untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Peniruan tersebut hanya bersifat pura-pura, namun dapat memperjelas materi pelajaran yang bersangkutan. Bentuk simulasi dapat berupa role playing (bermain peran), sosiodrama, atau permainan.

    Tujuan Penggunaan Metode bermain peran di antaranya :
  1. Agar menghayati suatu kejadian atau hal yang sebenarnya terdapat dalam realita kehidupan
  2.  Agar memahami sebab akibat suatu kejadian
  3. Sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan tertentu
  4. Sebagai alat mendiagnosa keadaan, kemampuan dan kebutuhan siswa
  5. Pembentukan konsep diri (self concept)
  6. Menggali peran-peran seseorang dalam suatu kehidupan kejadian dan keadaan
  7. Menggali dan meneliti nilai-nilai atau norma-norma dan peran budaya dalam kehidupan
  8. Membantu siswa dalam mengklasifikasikan atau memperinci, memperjelas pola berpikir, berbuat dan memiliki keterampilan dalam membuat atau mengambil keputusan menurut caranya sendiri
  9. Alat hubung untuk membina struktur sosial dan sistem nilai lingkunganya
  10. Membina kemampan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis analitis berkominkasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain
  11. Melatih siswa dalam mengemdalikan dan memperbaharui perasaan, cara berpikirnya dan perbuatannya.
    Manfaat Penggunaan Metode bermain peran di antaranya :
  1. membantu siswa menemukan makna dirinya dalam kelompok
  2. membantu siswa memecahkan persoalan pribadi dengan bantuan kelompok
  3. memberi pengalaman bekerjasama dalam memecahkan masalah
  4. memberi siswa pengalaman mengembangkan sikap dan keterampilan memecahkan masalah 

 Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model pembelajaran, yakni:
  1. kualitas pemeranan,
  2. analisis dalam diskusi
  3. pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata
Menurut Shaftel (1967) mengemukakan sembilan tahap bermain peran yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran yaitu :
  1. menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik
  2. memilih partisipan/peran
  3. menyusun tahap-tahap peran
  4. menyiapkan pengamat
  5. pemeranan
  6. diskusi dan evaluasi
  7. pemeranan ulang
  8. diskusi dan evaluasi tahap dua
  9. membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan
»»  READMORE...

Senin, 21 Mei 2012

ALBERT EINSTEIN

          14 Maret 187918 April 1955) adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. ( Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”.
      Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya, keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia.
Pada tahun 1999, Einstein dinamakan “Tokoh Abad Ini” oleh majalah Time. Kepopulerannya juga membuat nama “Einstein” digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagangan lain, dan akhirnya “Albert Einstein” didaftarkan sebagai merk dagang.
Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein. Rumus Einstein yang paling terkenal adalah  E = m.c²
»»  READMORE...

ERNEST RUTHERFORD (1871-1937)


    Ernest Rutherford dilahirkan di Nelson, New Zealand dan mendapat pendidikan di University of New Zealand dan University Of Cambridge. Beliau telah menjadi pemenang Anugerah Nobel untuk teorinya tentang stuktur atom. Beliau ialah seorang proffesor fisik di University McGill di Montreal dari tahun 1898 sahingga 1907 dan di University Of Manchester, England pada 12 tahun berikutnya. Sejurus selepas penemuan radioaktif pada tahun 1896 oleh seorang ahli fisik Francis,Antoine Henry Becquerel, Ernest Rutherford mengenal pasti tiga komponen utama radiasi dan menamakan mereka alpha, beta dan gamma rays. Dalam tahun 1919, Rutherford menjalankan satu eksperimen yang penting dalam nuclear fisik apabila beliau membuat pemadatan gas nitrogen dengan alpha particles dan menjumpai atom dari oksigen, isotop dan proton. Ini menggerakkkan lagi penyelidikan yang intensif bagi sainstis-sainstis selepasnya berhubung dengan pemindahan nuclear pada alam semulajadi dan properties radiasi. Rutherford dan ahli fisik British Frederick Soddy menggambarkan penerangan tentang radiasi bagi penerimaan sainstis hari ini. Rutherford telah dilantik sebagai salah seorang ahli dari Royal Society pada tahun 1903 .Pada tahun 1911, Ernest telah berjaya menemui zarah bercas positif yang dipanggil PROTON. Beliau telah mengemukakan model atomnya yang menyatakan bahawa hampir semua jisim atom tertumpu dalam satu kawasan yang sangat kecil, berat dan bercas positif . Kawasan ini dipanggil nukleus dan nukleus hanya mengandungi Proton saja. Teori ini juga menyatakan bahawa bilangan proton adalah sama dengan bilangan elektron. Ernest juga menyatakan bahawa kebanyakan bagian dalam atom merupakan RUANG KOSONG. Apa yang penting dalam teori ini ialah elektron bergerak dengan cepat mengelilingi nukleus pada jarak yang berlainan .
»»  READMORE...

Malam

malam ini seperti nya menyedihkan
malam ini bukan sahabat sejatiku
malam ini tidak mengerti keadaanku 
kau hanyalah malam yang tak berguna

ku lambaikan tangan dengan hati yang cemas
ku lambaikan senyuman dengan perasaan pasrah 
kau menghilang di kegelapan malam 
kau pergi tanpa tujuan pasti


biarlah ku kubur cinta ini dalam hati 
biar ku sampaikan cinta ini lewat senyum 
biarlah semuanya hanya masa lalu 
dan tidak kan ku kenang dirimu dalam benakku

semoga malam yang seperti ini tidak kan terulang kembali
catatan terindah ini akan membawaku kembali ke masa lalu 
kau embun yang tak pernah mengerti sang mentari
kau cahaya yang tak pernah mengerti kegelapan malamku













»»  READMORE...

Kelelawar Vampir Juga Bisa Berlari

    Selama ini kelelawar dikenal sebagai hewan yang bisa terbang dan menghisap darah. Tapi, kelelawar penghisap darah ini juga memiliki kemampuan untuk berlari di atas tanah. Ini menjadikan kelebihan bagi kelelawar vampirdalam mengincar mangsanya.
            Penelitian juga menemukan kalau kelelawar ini bisaberlari dengan empat ‘kaki’, yang terdiri dari dua kaki dan dua tangan yang bisa dikembangkan menjadi sayap.
            Kelelawar merupakan satu-satunya mamalia yang bisaterbang. Selama ini, peneliti berpikir kelelawar berhenti berlari sejak lama, sebagai hasil dari proses evolusi yang dilakukan. Andai terlihat seperti berlari, itu pun hanya seperti ikan yang ‘melompat’ keluar dari air.
            Peneliti dari Cornell University, Daniel Riskin, mengatakan kemampuan kelelawar vampir ini berguna untuk mengejar hewan yang tergolong kecil. Jenis hewan ini adalah hewan cepat yang tak duduk, termasuk saat makan.
            Masalahnya, secara umum kelelawar vampir ini sudah jarang mengejar hewan kecil. Sebagai gantinya, kelelawar vampir ini lebih memilih hewan ternak, terutama yang tersebar dari Meksiko hingga Argentina dan Chili, dalam beberapa ratus tahun terakhir.
            Di laboratorium, Riskin mengatakan, kelelawar vampir ini menjadikan semua hewan sebagai mangsa yang dihisapnya. Namun, di alam bebas, kelelawar ini lebih memilih sapi. Biasanya, sapi-sapi ini diincar pada malam hari, yang merupakan waktu tidur untuk hewan ternak.
“Sapi merupakan mangsa yang termuda,” ucap Riskin, seperti dikutip dari laman Live Science.
            Kemampuan berlari kelelawar vampir ini tidak begitu berguna untuk menyergap sapi tidur. Ini juga yang menyebabkan peneliti tidak memperhatikan mengenai kemampuan berlari kelelawar ini.
            Peneliti telah mengetahui bahwa kaki kelelawar vampir lebih kuat dibanding jenis kelelawar lain. Kekuatan kaki ini yang menyebabkan kelelawar ini juga mampu merayap dan melompat. Seperti yang dimuat di jurnal Nature 17 Maret lalu, Riskin menulis: “Kelelawar vampir (Desmodus rotundus) bisa berjalan maju, menyamping, mundur, dan mulai terbang dengan lompatan vertikal.”
            Melihat kemampuan itu, peneliti pun lalu menguji kemampuan berlari kelelawar dan berupaya mendokumentasikannya. Kelelawar itu kemudian ditempatkan di sebuah sangkar Plexiglas dengan sebuah treadmill.
            Dalam kecepatan awal, kelelawar ini berjalan dengan kecepatan yang sama seperti tikus. Namun, saat treadmill terus berjalan, kelelawar itu pun ikut menambah kecepatannya. Tercatat setidaknya kelelawar ini memiliki kemampuan berlari 2,7 mil per jam (atau 1,2 meter per detik).
            “Kelelawar yang memiliki sedikit ruang untuk manuver bisa bergerak dua kali lebih cepat,” kata Riskin. Ini berarti, kelelawar vampir bisa mencapai kecepatan 5,4 mil per jam (atau 2,4 meter per detik).
 Peneliti menyebut kemampuan gerak kelelawar itu berlari. Sebab, “itu memiliki fase aerial.” Dengan kemampuan gerak yang hanya digunakan untuk memangsa ternak, Riskin kemudian menganggap kelelawar berevolusi terlalu cepat. “Seperti mereka didesain untuk mengejar mobil balap, namun mereka menggunakannya untuk mengejar bus sekolah.”
            Walau memiliki tubuh hanya seukuran jempol orang dewasa, namun bentangan kelelawar vampir bisa mencapai 8 inci. Selama ini, kelelawar vampir menjadikan kuda, babi, juga burung sebagai mangsa. Namun, jenis Desmodus rotundus lebih doyan memangsa sapi.
            Kelelawar merupakan hewan yang memiliki sensor panas untuk mengetahui letak nadi. Karena itu, dengan giginya yang tajam, darah pun secara otomatis terhisap, tanpa harus disedot secara mendalam.
»»  READMORE...

Mau Tahu Semua Tentang Udang?? Kandungan Nutrisi, Manfaat, dan MITOS Udang + Vitamin C

Udang sangat cocok dimakan setelah olahraga atau latihan karena merupakan sumber protein yang padat nutrisi dan sangat rendah lemak. Kolesterol yang terkandung dalam udang sangat dibutuhkan untuk keseimbangan homocysteine bagi Anda yang aktif berolahraga, khususnya olah raga angkat beban. Homocysteine pada dasarnya adalah keseimbangan hormon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan setiap sel tubuh, terutama sel pada otot.
 Udang juga mengandung antioksidan yang cukup kuat, yaitu selenium yang dapat melindungi risiko kebotakan dan kanker. Juga sangat berguna untuk sintesa hormon thyroid, suatu hormon yang jika levelnya sangat rendah bisa menimbulkan obesitas atau pertumbuhan sel yang tidak normal. Udang juga sudah terkenal di dalam pengobatan tradisional cina untuk menambah darah, meningkatkan kesuburan dan kekuatan tulang. Semua ini karena kandungan vitamin B12 dan vitamin D nya tinggi. Udang juga mengandung asam lemak omega-3 yang punya manfaat sangat banyak.
Mulai dari membuat awet muda, melindungi dinding pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas, anti-radang, mencegah terjadinya darah yang menggumpal, dan oksidasi koresterol jahat yang merupakan penyebab utama dari penyakit jantung.

KandunganNutrisi Udang
Nilai proteinnya dikategorikan complete protein karena kadar asam amino yang tinggi, berprofil lengkap dan sekitar 85-95 persennya mudah dicerna tubuh. 100 gr udang mentah mengandung 20,3 gr protein atau cukup untuk memenuhi kebutuhan protein harian sebanyak 41 %. Profil asam amino udang (per 100 gr) berturut-turut yang termasuk tinggi adalah asam gulamat (3465 mg), asam aspartat (2100 mg), arginine (1775 mg), lysine (1768 mg), leucine (1612 mg), glycine (1225 mg), isoleucine (985 mg), dan valine (956 mg). Artinya, udang sangat cocok dikonsumsi bagi mereka yang membutuhkan protein untuk membentuk otot.

Kalori energi udang yang sangat rendah (hanya 106 kalori per 100 gr udang) menjadikannya salah satu makanan diet yang sangat baik. Udang juga hanya mengandung sedikit asam lemak jenuh. Bahkan seperti halnya makanan laut lain, kadar asam lemak sehat pada udang justru sangat tinggi yaitu Omega-3 dan Omega-6 masing-masing mencapai 540 mg dan 28 mg per 100 gr udang segar.
Memang kandungan kolsterol udang cukup tinggi yaitu 152 mg per 100 gr udang segar. Namun hampir sama halnya seperti tuna dan makanan laut lain, segala manfaat nutrisi udang akan mengalahkan efek-efek negatifnya. Asam lemak esensial yang dikandung udang mampu meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) serta menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida dalam darah sehingga baik bagi kesehatan kardiovaskular.

Berbagai vitamin baik jenis larut air dan lemak juga sangat tinggi pada udang sehingga sangat baik dikonsumsi. Kandungannya yang tertinggi berturut-turut sesuai dengan persentase kebutuhan harian (daily value) adalah vitamin D (38%), vitamin B12 (19%), Niacin (13%), vitamin E (5%), vitamin B6 (5%), vitamin A (4%), vitamin C (3%), dan lain-lain.
Udang juga mengandung berbagai mineral yang penting bagi tubuh. Seperti yang sudah diketahui, mineral dari bahan makanan laut lebih mudah diserap tubuh dibandingkan yang berasal dari kacang-kacangan dan serealia. Mineral selenium dalam 100 gr udang segar cukup untuk memenuhi 54% kebutuhan harian, disusul fosfor (20%), besi dan tembaga (masing-masing 13%), magnesium (9%), zinc (7%), sodium (6%), potassium dan kalsium (masing-masing 5%), serta berbagai mineral penting lainnya.

Mitos Mengkonsumsi udang bersamaan dengan Vitamin C
Banyak sekali mitos yang beredar tentang bahaya mengkonsumsi udang dengan Vitamin C, apalagi di dunia informasi yang sebelumnya dihebohkan dengan berita ini, ternyata ini hanya sebuah mitos,
Menurut Dr dr Aru Sudoyo, SpPD, dari Sub bagian Hematologi-Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, "Masyarakat seharusnya tahu bahwa yang ada di internet tidak selalu benar, cerita tentang orang yang keracunan gara-gara makan udang dan vitamin C itu sama sekali takhyul dan tidak benar."
Menurutnya, saat ini sejumlah produk perikanan, termasuk udang dan kerang memang diindikasikan terkontaminasi logam berat dan zat kimia lainnya akibat pencemaran. Namun kandungan logam berat dalam produk perikanan tersebut tidak secara langsung akan menyebabkan seseorang keracunan, demikian pula halnya jika meminum vitamin C setelahnya.
"Secara kimiawi tidak mungkin udang dan vitamin C akan bereaksi seperti itu. Jika memang ada peristiwa seperti yang diceritakan dalam email itu, seharusnya orang tersebut diotopsi sehingga diketahui penyebab pastinya, bisa saja karena penyakit jantung," tandasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dampak makanan laut yang tercemar terhadap kesehatan tubuh tidak akan bersifat langsung dan akut. Sementara itu konsumsi vitamin C yang dianjurkan setiap harinya adalah sekitar 100 mg/hari. "Jika berlebihan tidak ada gunanya, malah bisa menyebabkan batu pada ginjal karena air seni jadi terlalu asam," paparnya. Jadi, silakan saja mengonsumsi udang , ditambah satu tablet vitamin C pun tidak masalah.Dengan informasi ini diharapkan orang pecinta udang sekaligus jeruk dapat tersenyum

»»  READMORE...

Ruang Lingkup Sains

             Apa yang dimaksud dengan sains? Jawaban untuk pertanyaan ini akan sangat beragam, termasuk jawaban dari para ilmuwan sendiri. Namun, bagi seorang guru sains jawabannya akan sangat berarti, karena selain menunjukkan apa yang dia pahami juga akan mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap apa yang dia ajarkan pada siswa, bagaimana cara dia mengajarkannya di kelas serta apa yang dia harapkan dari siswa melalui evaluasi/penilaian. Sebagai ilustrasi rangkuman riset tentang pengajaran sains yang dilakukan oleh Hodson (1993) menunjukkan hal yang menarik. Temuan riset tentang pemahaman siswa akan sains dalam satu kelas biasanya selalu konsisten, sedangkan pada siswa lain kelas sangat jauh berbeda, yang jelas menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang sains sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang ditentukan oleh pandangan guru tentang sains. Pada riset lain ditemukan, siswa-siswa dari tiga sekolah yang berbeda walaupun diajari materi pelajaran yang sama namun diberikan oleh guru yang berbeda menghasilkan pemahaman siswa yang beragam, hal ini terjadi karena pemahaman, cara mengajar dan perbedaan pandangan dari guru-guru sains yang juga berbeda-beda. Singkatnya hal ini menyimpulkan bahwa konsepsi siswa tentang sains sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tentang sains.
            Secara sederhana sains dapat berarti sebagai tubuh pengetahuan (body of knowledge) yang muncul dari pengelompokkan secara sistematis dari berbagai penemuan ilmiah sejak jaman dahulu, atau biasa disebut sains sebagai produk. Produk yang dimaksud adalah fakta-fakta, prinsip-prinsip, model-model, hukum-hukum alam, dan berbagai teori yang membentuk semesta pengetahuan ilmiah yang biasa diibaratkan sebagai bangunan dimana berbagai hasil kegiatan sains tersusun dari berbagai penemuan sebelumnya. Sains juga bisa berarti suatu metoda khusus untuk memecahkan masalah, atau biasa disebut sains sebagai proses. Metoda ilmiah merupakan hal yang sangat menentukan, sains sebagai proses ini sudah terbukti ampuh memecahkan masalah ilmiah yang juga membuat sains terus berkembang dan merevisi berbagai pengetahuan yang sudah ada.
            Selain itu sains juga bisa berarti suatu penemuan baru atau hal baru yang dapat digunakan setelah kita menyelesaikan permasalahan teknisnya, yang tidak lain biasa disebut sebagai teknologi. Teknologi merupakan suatu sifat nyata dari aplikasi sains, suatu konsekwensi logis dari sains yang mempunyai kekuatan untuk melakukan sesuatu. Sehingga biasanya salah satu definisi popular tentang sains termasuk juga teknologi di dalamnya. Aspek-aspek lain dari sains dari kemungkinan lainnya pada jawaban pertanyaan di atas adalah: dampak sains melalui teknologi terhadap masyarakat, sifat sains yang terus berkembang, tujuan akhir dari sains, karakteristik seorang ilmuwan dan lainnya.
            Sejarah perkembangan sains menunjukkan bahwa sains berasal dari penggabungan dua tradisi tua, yaitu tradisi pemikiran filsafat yang dimulai oleh bangsa Yunani kuno serta tradisi keahlian atau ketrampilan tangan yang berkembang di awal peradaban manusia yang telah ada jauh sebelum tradisi pertama lahir. Filsafat memberikan sumbangan berbagai konsep dan ide terhadap sains sedangkan keahlian tangan memberinya berbagai alat untuk pengamatan alam. Selanjutnya, sains modern bisa dikatakan lahir dari perumusan metoda ilmiah yang disumbangkan Rene Descartes yang menyodorkan logika rasional dan deduksi serta oleh Francis Bacon yang menekankan pentingnya eksperimen dan observasi.
Sumbangan konsep dan ide dalam sains terbukti telah banyak mengubah pandangan manusia terhadap alam sekitarnya. Contoh yang paling terkenal adalah teori relativitas dari Albert Einstein. Teori relativitas umum ini misalnya telah mengubah pandangan orang secara drastis akan sifat kepastian waktu serta sifat massa yang dianggap tetap. Disamping kekuatan konsep dan ide, melalui keampuhan alat dan telitinya pengamatan, kegiatan sains juga terbukti menjadi pemicu berbagai revolusi ilmiah. Pengamatan bintang-bintang oleh Edwin Hubble melalui teleskop di Gunung Wilson pada tahun 1920-an misalnya, membawa beberapa implikasi seperti adanya galaksi lain selain Bimasakti dan adanya penciptaan alam semesta secara ilmiah dengan makin populernya teori ledakan besar (Big Bang).
Teori-teori dalam sains terus berkembang dengan pesatnya, menggantikan berbagai teori yang ternyata terbukti salah setelah melalui konfirmasi percobaan ataupun memperbaiki dan melengkapi teori yang telah ada sebelumnya. Suatu teori adalah suatu konstruksi yang biasanya dibuat secara logis dan matematis yang bertujuan untuk menjelaskan fakta ilmiah tentang alam sebagai mana adanya. Suatu teori yang baik harus mempunyai syarat lain selain dapat menjelaskan, yaitu dapat memberikan adanya prediksi; contohnya dengan pertanyaan: Bila saya melakukan hal ini apa yang terjadi? Sebagai contoh, teori kuno yang menyatakan alam ini terdiri dari empat unsur yaitu tanah, udara, api dan air memenuhi syarat dapat menjelaskan komposisi alam, namun gagal bila mencoba memperkirakan dari mana semua unsur itu berasal dan bagaimana interaksinya dalam mahluk hidup misalnya. Sedangkan teori relativitas umum dari Einstein selain bisa menjelaskan bagaimana gaya gravitasi bekerja dan pergerakan benda langit secara tepat dibanding hukum gravitasi Newton, ternyata juga bisa memprediksikan adanya pembelokan cahaya bintang oleh matahari karena kuatnya gaya gravitasi dan hal itupun telah sukses dibuktikan.
Namun terkadang teori juga tidak bisa berbuat banyak karena konsekuensinya terlalu rumit bahkan untuk sekedar diramalkan. Untuk mengatasi hal ini para ilmuwan mengembangkan apa yang disebut dengan model. Model merupakan penyederhanaan dari suatu teori yang menjelaskan alam semesta misalnya secara lebih mudah akan satu aspek tertentu, namun menghilangkan aspek lainnya. Model berguna karena perilakunya yang cukup sederhana untuk dipahami dan diramalkan, walaupun terkadang model bisa menjadi tidak terlalu berguna karena banyak hal tidak berhubungan langsung dengan kenyataannya. Model atom merupakan salah satu contoh keterbatasan model yang terjadi dalam sejarah ilmu pengetahuan modern yang biasa disampaikan pada siswa pada pelajaran kimia dan fisika. Dimulai dengan model atom seperti bola yang dikemukakan oleh John Dalton. Model bola pada abad ke-19 direvisi oleh J.J. Thomson dari penelitiannya tentang sinar katoda, dia mengusulkan model atom berbentuk seperti roti kismis dimana bola bermuatan positif (roti) yang ditempeli oleh electron (kismis) yang bermuatan negatif. Awal abad ke-20, Rutherford mengusulkan model bahwa atom hampir mirip ruang kosong dengan inti yang merupakan pusat masa berisi proton dengan elektron berada pada orbit (tidak menempel seperti kismis seperti pada model Thomson) berdasarkan percobaannya yang menembakkan sinal alfa pada lempeng emas; lalu dikembangkan lagi oleh Bohr dengan model atom mekanika gelombang dimana orbit menjadi orbital dan kemudian hilangnya sifat partikel dari elektron dan lebih bersifat gelombang.
Perkembangan teori atom memberikan kita contoh nyata tentang tentatifnya suatu teori dalam ilmu pengetahuan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan karena teori-teori atau hukum-hukum alam dalam sains adalah suatu generalisasi atau ekstrapolasi dari pengamatan, dan bukan pengamatan itu sendiri. Sedangkan pengamatan itu sendiri selalu tidak akurat atau tidak menjelaskan semua aspek yang seharusnya diamati. Apa yang dijelaskan dengan model atom Thomson contohnya, hanya berdasar pengamatan dari percobaan sinar katoda saja; model ini direvisi oleh Rutherford setelah dia membuktikan keberadaan inti. Sehingga unsur ketidakpastian dan kerelatifan menjadi hal yang penting dalam ilmu pengetahuan modern yang membuatnya terus berkembang.
»»  READMORE...

Sabtu, 05 Mei 2012

Pengertian Sains

Apakah Sains Itu?
Dalam cuaca yang dingin dan langit tak berawan, pada tanggal 28 Januari 1986, dari Tanjung Canaveral, Florida, Amerika Serikat, diluncurkan sebuah pesawat ulang-alik. Diantara tujuh awak pesawat tersebut,salah satu yang ikut mengangkasa adalah Christa McAuliffe, seorang guru sekolah dasar dari daerah New England yang terpilih untuk menjadi “Guru di Ruang Angkasa”, suatu program khusus dari NASA untuk mendorong daya tarik siswa sekolah tentang sains dan teknologi. Challenger space shuttle menghidupkan dua roket pendorong untuk mulai mengangkasa, meninggalkan asap gelap di tempat peluncuran, bergerak ke arah timur di atas Samudera Atlantik dengan suara yang menggelegar. Suatu peluncuran yang sempat tertunda empat kali karena rendahnya suhu musim dingin.
Namun, tujuh puluh dua detik kemudian dua roket pendorong terlihat bergerak ke arah yang berbeda. Pada detik ke tujuh puluh tiga tangki bahan bakar yang ternyata bocor melepaskan hidrogen cair ke udara, yang dengan seketika meledakkan seluruh bagian pesawat ulang alik. Awan ledakan dan asap kebakaran terbentuk di angkasa. Beberapa detik kemudian berbagai serpihan Challenger berhamburan, dan semua awak pesawat dinyatakan meninggal dunia seketika. Peristiwa yang disiarkan langsung oleh televisi ini dan juga disiarkan berulang kali, menjadikan hal ini salah satu bencana teknologi yang disaksikan oleh banyak orang dalam sejarah manusia.
Komisi penyelidik yang terdiri dari para pakar dan ilmuwan yang dianggap netral dibentuk untuk meneliti kejadian tersebut oleh Presiden Reagan. Salah satu anggotanya adalah Richard P. Feynman, doctor fisika peraih hadiah nobel yang juga dosen di California Institute of Technology (Caltech). Setelah ditunjuk, Feynman mengumpulkan berbagai data dan informasi tentang peluncuran pesawat ulang alit, mesinnya, serta roket pendorong; salah satu yang terungkap adalah bahwa pada setiap peluncuran selalu terdapat resiko yang menyertainya. Kecurigaan akhirnya di arahkan pada bagian roket pendorong pesawat ulang alik. Roket pendorong dibuat secara bersusun karena sangat panjang, yang tiap bagian susunannya dihubungkan dengan pin yang terkunci rapat untuk mencegah timbulnya kebocoran bahan bakar keluar dari kedua roket pendorong. Sepasang ring berbentuk seperti hurup O yang bahan dasarnya dari karet, dengan ketebalan setengah sentimeter, mengelilingi roket sepanjang 12 meter (diameter roket) dipasang di sekitar pin untuk membuat tidak lepas dan terus melekat pada pin.

Untuk menjelaskan dugaannya, pada suatu konferensi press Komisi Penyelidik Challenger, Feynman menyiapkan air es yang suhunya sekitar OoC sesuai dengan suhu kondisi cuaca saat peluncuran Challenger, satu contoh ring terbuat dari karet dan klem, alat penjepit yang digunakan untuk memberikan tekanan. Di hadapan kamera televisi, dia memperagakan satu percobaan fisika sederhana: mencelupkan ring karet ke dalam air es beberapa saat, kemudian mengangkatnya dan memasangnya pada klem untuk diberi tekanan. Feynman kemudian berkata “Setelah saya mencelupkan ring ini ke dalam air es, saya menemukan bahwa ketika diberikan tekanan sebentar saja pada ring karet itu, kemudian melepaskannya lagi, ring karet ternyata tidak kembali ke bentuk semula. Saya percaya hal ini mempunyai sumbangan penting terhadap masalah kita”. Penelitian lanjutan membenarkan percobaan sederhana Feynman, ke-tidak-elastis-an ring karet memang menjadi penyebab bocornya hidrogen cair dari roket pendorong yang akhirnya meledakkan Challenger. Komentar atas demonstrasi Feynman tersebut pun bermunculan, salah satunya: “Masyarakat melihat dengan sendirinya bagaimana sains telah sukses, bagaimana seorang ilmuwan berpikir dan memperagakan hipotesa dengan tangannya; bagaimana alam akan memberikan jawaban yang jelas ketika seorang ilmuwan bertanya dengan pertanyaan yang tepat” kata Freeman Dyson.
            Peristiwa di atas selain menggambarkan salah satu produk mutakhir pencapaian sains dan teknologi, yaitu pesawat ulang alik Challenger, juga jelas menunjukkan kekuatan sains sebagai metoda pemecahan masalah atas musibah yang dialaminya.
»»  READMORE...

Jumat, 27 April 2012

Drag Racing untuk Android

Salah satu game racing terfavorit. Drag Racing untuk Android akan membuat anda menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari di depan layar Android anda. Game ini adalah sebuah game simulasi drag yang memungkinkan kita untuk memulai karir dari mobil yang murah dulu sampai bisa mendapatkan mobil impian kita. Setiap kita menang dalam suatu drag, kita akan mendapatkan tambahan uang untuk membeli upgrade suku cadang dari mobil.
Game ini juga memiliki fasilitas untuk nge-drag dengan lawan kita dari internet. Sangat mengasyikkan. Download Frag Racing
»»  READMORE...

Pool Master untuk Android

Pool Master untuk Android adalah salah satu game bilyard yang paling populer dan disukai para pengguna Androi diantara game-game bilyard untuk Android lainnya.
Grafik pada Pool Master untuk Android ini sangat realistis dan mempesona.
Game ini bisa anda mainkan dengan 2 mode, yaitu mode single player, dan mode VS antara anda dengan komputer atau dengan teman anda. Klik disini untuk mendownload game Pool Master 
»»  READMORE...

King Pirate untuk Android

King Pirate adalah sebuah game yang berisi petualangan menjadi seorang bajak laut.
Dengan petualangan untuk bertarung dengan berbagai jenis monster yang ada di game king pirate untuk android ini,
anda akan semakin terhibur dengan detail grafis dari game ini.
Telah diunduh oleh lebih dari 100.000 pengguna Android,
dengan update terakhir pada 13 Maret 2012. Klik disini untuk mendownload game King Pirate
»»  READMORE...

Skater Boy untuk Android

Game Skater Boy ini berada di peringkat ke 3 dari game Android terpopuler bulan Maret 2012. Game Skater Boy ini adalah sebuah game simple, dimana kita diminta untuk menjadi seorang skater sejati, dengan melakukan berbagai manuver dan improvisasi yang menarik. Klik disini untuk mendownload Skater Boy
»»  READMORE...

Angry Birds untuk Android

Game ini tidak bisa dipungkiri lagi sebagai salah satu game terbaik di tahun 2011 sampai saat ini. 
Game yang sangat fenomenal ini menceritakan kisah tentang sekelompok burung yang berupaya untuk menyelamatkan telurnya yang dicuri oleh segerombolan babi.
Game ini telah diunduh oleh sekitar 50 juta pengguna Android di seluruh dunia !.
Game angry birds ini terakhir kali di-update oleh pembuatnya pada tanggal 8 Pebruari 2012.
Klik disnis untuk mendownload game Angry Birds untuk Android
»»  READMORE...

Kamis, 26 April 2012

Ninja Chicken untuk Android

Game ini bukan game baru, tetapi mendapatkan predikat sebagai game android terpopuler di bulan Maret 2012. Game Ninja Chicken untuk Android ini telah diunduh oleh lebih dari 5 juta pengguna Android di seluruh dunia.

Game tentang seekor ayam yang merasa bahwa dirinya adalah seekor Ayam Ninja (Ninja Chicken). Dengan bantuan anda, sang ayam ninja ini akan menunjukkan kekuatan dan keahliannya sebagai ninja. klik di sini untuk mendownload
»»  READMORE...

Jumat, 20 April 2012

Zaman Emas Islam vs. Sejarah Sains

Zaman Emas Islam, biasanya disebut berlangsung sejak pertengahan abad ke 8 sampai pertengahan abad ke 13. Di Zaman ini para ilmuwan dan ahli teknik (dari berbagai kepercayaan termasuk Muslim, Kristen, Yahudi, Hindu, dll) yang tinggal di negara2 Islam menyumbangkan karya2 besar di bidang2 seni, sastra, filosofi, sains, dan teknologi melalui menyimpan dan mengembangkan ilmu2 terdahulu dan menambahnya dengan penemuan2 dan perbaikan2 mereka sendiri. Para filsuf, penyair, seniman, saintis, bangsawan, dan pekerja2 yang terlahir sebagai Islam menciptakan budaya unik yang mempengaruhi masyarakat di setiap benua. Prestasi2 saintifik dan intelektual tumbuh subur di “Zaman Emas” dan lalu diserahkan kepada Eropa untuk kemudian dikembangkan di Zaman Renaisans Eropa.


Tapi apakah sebenarnya kekuatan dinamis di belakang “Zaman Emas” ini? Apakah ini karena firman illahi dalam agama Islam – iman buta terhadap Allah? Ataukah ini karena hasil kekuatan rasionalisme beberapa orang2 sekuler? Jawaban atas pertanyaan ini merupakan hal utama dari artikel panjang ini.


Islam adalah satu2nya agama yang pura2 mengaku semua hal2 yang baik di dunia ini adalah miliknya. Muslim menganggap Islam sebagai agama terbaik dari Allah dan Muslim adalah manusia terbaik, dan Allah hanya mencintai Muslim. Muslim yang fanatik pada khususnya dan sejumlah besar Muslim yang mudah dibohongi pada umumnya, seringkali mengungkapkan nostalgia spesial tentang ‘Zaman Emas Islam.’ Muslim modern saat ini dengan penuh semangat menyalahkan kebudayaan barat secara umum dan super power Amerika secara khusus sebagai alasan terhadap semua masalah di negaranya. Mereka sengaja mengungkit tentan kehebatan sejarah Zaman dulu (Zaman Emas) Kalifah Islam hanya untuk membangkitkan semangat Muslim dan melawan balik kebudayaan barat untuk mencapai kembali Zaman keemasan Islam.


Nostaligia Islam tanpa akhir ini begitu berakar kuat dalam benak mereka sehingga ini bagaikan penyakit kanker yang tak bisa diobati lagi. Meskipun sekarang sudah ada negara2 Muslim seperti Saudi Arabia, Iran, Afghanistan Taliban, Sudan, dll, yang semuanya diatur dengan ketat berdasarkan hukum Sharia, para Muslim tetap saja tidak bisa memunculkan kembali Jaman Emas Islam. Kalau ditanya mengapa, mereka ramai2 bilang, “Wah, negara2 itu sih tidak diatur dengan Islam yang murni!” Artinya negara2 itu bukanlah negara2 Islam yang murni. Dalam pikiran mereka, Jaman Emas Islam hanya bisa diraih kembali jika mereka mampu mendirikan Kalifah Islam sama seperti yang dulu dilakukan Nabi Muhammad dan keempat Kalifah Utama Teladan (yang benar2 mengikuti jejak Muhammad) yakni Abu Bakr, Omar, Uthman, dan Ali yang berkuasa setelah Muhammad dan menerapkan Sharia Islam berdasarkan Qur’an secara ketat. Jika ini dilaksanakan, maka para Muslim mengira semua masalah mereka akan terpecahkan untuk selamanya.


Di saat ini, beberapa ilmuwan barat munafik seperti Maurice Bucailee dan Prof. Keith Mooretelah mendongkrak semangat Islami tentang impian mereka akan “Zaman Emas” dengan mengeluarkan penemuan ilmiah bohong2an dengan bayaran uang dari Muslim untuk membuktikan bahwa teori2 sains yang kacau balau dalam Qur’an adalah benar. Penemuan ilmiah palsu tentang sains Qur’an ini telah menciptakan utopia bahwa Qur’an benar2 firman Allah. Hal ini juga digunakan para Muslim berpendidikan barat sebagai umpan ampuh propaganda Islam untuk lebih mendorong lagi masyarakat Muslim yang mudah tertipu untuk terus mundur ke belakang ke abad 7 Masehi.


Para Islamis terus-menerus membanggakan banyak tokoh2 yang lahir sebagai Muslim (yang berjasa menciptakan Zaman Emas Islam) dan dengan penuh semangat menyebut mereka sebagai “ilmuwan Islam” dan menganggap prestasi mereka sebagai “sains Islam.” Menurut mereka, tokoh2 kuno yang lahir sebagai Muslim ini merupakan hasil dari agama Islam dan mereka semua adalah Muslim yang taat dan sukses mereka adalah akibat dari ajaran2 Islam. Mereka ingin menggunakan ini sebagai bukti nyata bahwa Islam memang benar2 agama illahi yang sejati. Kesimpulannya, Muslim2 munafik berpendidikan barat ini berusaha untuk mencuci otak Muslim2 yang mudah dibohongi dan memaksa mereka untuk percaya bahwa ‘Islam sebenarnya memperkenalkan sains dan modernitas pada dunia’.


Selama 30 tahun terakhir aku telah berkutat dengan dunia sains, dan sayangnya sampai sekarang aku tidak pernah menemukan teori sains apapun yang ditemukan oleh agama apapun di dunia. Ini berarti aku tidak menemukan sains Islam, sain Kristen, atau sains Hindu. Aku telah belajar dari sejarah bahwa “Tiada agama yang bisa menganggap sains sebagai miliknya.” Sepanjang hidupku aku telah mendengar bahwa agama dan sains tidak bisa bercampur dan disatukan dengan baik. Beberapa orang malah mengatakan sains dan agama saling bertentangan. Ada lagi orang2 lain yang mengatakan sains dan agama merupakan musuh satu sama lain. Aku juga telah mengalami bahwa jika aku percaya akan sains, maka aku jadi sukar percaya dengan dogma agama. Ini berarti agama dan sains bagaikan minyak dan air yang tidak bisa bercampur. Di kebanyakan madrasah di negara2 Muslim, para murid bahkan dilarang mempelajari sains. Lihat contohnya teori evolusi Sir Charles Darwin. Meskipun teori ini diterima secara luas di dunia sains modern, para agamawan tetap saja sukar menerima kebenaran teori Darwin. Dengan itu bisa disimpulkan bahwa Muslim2 berpendidikan barat dan semua Mullah2 di seluruh dunia tidak percaya akan teori evolusi 100%. Karena itu, apakah yang membuat sains dan agama sebagai pasangan yang serasi?


Dalam kata pengantar dari buku Dr. Parvez Hoodboy (ahli fisika nuklir lulusan M.I.T.), pemenang hadiah Nobel Pakistan ahli fisika Dr. ABDUS SALAM menulis:
“Hanya ada satu Sains universal; masalah dan konsep dasarnya bersifat internasional dan tidak ada hal yang namanya Sains Islam, Sains Hindu, Sains Yahudi, Sains Kong Hu Cu, ataupun Sains Kristen.”


Dr. Salam pemenang Nobel Muslim itu tidak dapat menemukan sains yang dimiliki agama apapun. Tapi yang menarik, Dr. Salam dianggap sebagai saintis Islam dalam benak penuh impian para Islamis di seluruh dunia. Dan ini tentunya terjadi hanya setelah Dr. Salam menang penghargaan Nobel. Sebelum ini terjadi, dia malah dianggap sebagai kafir. Dunia tahu sekali bahwa Pakistan jelas2 menganggap umat Ahmadiyah adalah kafir. Karena Dr. Salam adalah anak umat Ahmadiyah Kadiani, maka tentunya dia pun dianggap kafir. Tapi setelah dia menerima hadiah Nobel, tiba2 saja dalam waktu sekejap Dr. Salam dianggap sebagai Muslim tulen. Ajaib, bukan? Bahkan beberapa Islamis yang terlalu bersemangat menyebut prestasi Dr. Salam sebagai “sains Islam”. Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin sains memiliki suatu agama? Dr. Salam (seorang anak Muslim) dan Dr. Weinberger (atheis) bekerja sama menemukan teori sains “gabungan kekuatan kuat dan elektromagnetik”. Haruskah kita menyebut penemuan ini sebagai sains Islam atau sebagai sains atheis? Harus disebut apa?



Khalifah2 Abbasid yang Liberal dan Sekuler


Yang disebut sebagai “Zaman Emas Islam” tak lain daripada kesuksesan beberapa orang terlahir Muslim yang sekuler di Zaman dinasti sekuler liberal Kalifah Abbasid. Kalifah Abbasid ke tujuh yakni al-Ma’mun (813-833), menerapkan sistem pendidikan dan sains yang bahkan lebih meluas daripada Harun al-Rashid. Dia berusaha keras untuk memiliki naskah2 tua Yunani dan bahkan mengirim utusan ke Kaisar Byzantium Leon Sang Armenia (813-890) untuk tujuan ini. Dia memerintahkan semua naskah itu diterjemahkan. Dia mengelola pendidikan sains di Baghdad yang disebut sebgai Rumah Hikmat (Bayt al-hikma), yang memiliki sebuah perpustakaan dan pusat penelitian. Dia mendorong prestasi dari semua ilmuwan dari segala latar belakang agama, dan penelitian ilmiah dalam jumlah raksasa dilakukan di masa pemerintahannya. Ini merupakan usaha ilmiah yang paling ambisius sejak didirikannya Museum Alexandria (kira2 di pertengahan abad ke 3 Masehi).


Al-Ma'mun 'Abdallah al-Ma'mun' lahir di Baghdad di tahun 786, dan dia wafat di dekat Tarsus di tahun 833. Al-Ma’mun adalah kalifah ke tujuh dan terbesar dari kekalifahan ‘Abbasid (813-833). Ibu dan istrinya adalah orang2 Perisa, dan ini berpengaruh banyak pada pandangan Persia dan ‘Alid-nya. Dia merupakan penganut Mu’tazil dan tidak segan untuk memaksakan pandangannya dengan kekerasan. Dia menulis empat surat panjang menjelaskan bagaimana Qur’an ditulis, dan dia menghukum kejam siapapun yang berani punya pandangan berbeda dengannya (misalnya Ibn Hannibal). Dia lalu menggabungkan pemikiran sekuler dan sikap tak toleran terhadap pandangan Islam yang berbeda dengannya. Meskipun dia menghukum siapapun yang berani menentang kepercayaan Mu’tazilisme, orang2 Yahudi dan Kristen bebas bergabung dalam pemerintahannya.



Anggapan Spiritual Zaman Emas Islam


Sekarang mari kita tinjau sejarah hidup spiritual beberapa tokoh terkenal dari “Zaman Emas Islam” untuk meneliti kebenaran sejarah apakah para tokoh sekuler yang terlahir sebagai Muslim ini memang betul2 Muslim taat atau pengikut agama lain dengan taat. Kita juga akan memeriksa apakah inti ajaran Islam mempengaruhi atau memberi sumbangan (seperti yang sangat diyakini kebanyakan pendukung Islam) pada kesuksesan saintis2 Muslim di abad pertengahan. Mari kita lihat ketertarikan terhadap agama (itu juga kalau memang ada) dari beberapa ilmuwan kuno terkenal yang sering disebut sebagai pemikir dan saintis Islam:


1. Abū Bakr Muhammad ibn Zakarīya al-Rāzi (865-925)
Al-Razi berasal dari Persia, dan dia adalah ahli fisika, filsuf, dan ilmuwan. Menurut al-Biruni, dia lahir di Rayy, Iran, di tahun 865 M dan wafat di tahun 925 M. Dia mungkin merupakan saintis terlahir sebagai Muslim yang paling ternama di seluruh dunia Islam. Dia merupakan satu dari ahli2 fisika besar sepanjang masa. Al-Razi memberikan sumbangan besar di bidang kedokteran, kimia, filosofi, dan tulisannya tercantum dalam lebih dari 184 buku dan artikel di berbagai bidang sains. Dia mahir dalam pengetahuan kedokteran Yunani dan India dan dia pun menyumbang banyak pada kedua sumber pengetahuan itu melalui penelitiannya sendiri. Dia adalah penulis ensiklopedia al Hawi yang sangat luas cakupannya dan ini dikerjakannya selama lima belas tahun. Sekarang, mari kita baca apa pendapat al-Razi tentang agama2 pada umumnya.


Terhadap Agama:
Al-Razi menulis tiga buku tentang agama:
(1) Tipuan2 Licik sang Nabi
(2) Akal2an Orang yang Mengaku sebagai Nabi (Arabic حيل المتنبيين)
(3) Bantahan terhadap Agama2 yang Diwahyukan (Arabic مخارق الانبياء)
Di buku ketiga, dia menulis kritik2 tajam terhadap agama2, terutama yang mengaku diwahyukan melalui pengalaman2 kenabian.
Ini tulisan al-Razi tentang nabi2:
“Nabi2 – kambing2 berjenggot panjang ini,” begitu julukan yang diberikan al-Razi bagi mereka, “tidak bisa menunjukkan kelebihan spiritual atau intelektual apapun. Kambing2 berjenggot ini pura2 datang dengan wahyu Tuhan, bersusah payah memancarkan kebohongan2 mereka, dan memaksakan ketaatan membuta pada “firman illahi.”

About Prophets al-Razi wrote: “The prophets—these billy goats with long beard”, as Ar Razi disdainfully describes them, “cannot claim any intellectual or spiritual superiority. These billy goats pretend to come with a message from God, all the while exhausting themselves in spouting their lies, and imposing on the masses blind obedience to the "words of the master." The miracles of the prophets are impostures, based on trickery, or the stories regarding them are lies. The falseness of what all the prophets say is evident in the fact that they contradict one another: one affirms what the other denies, and yet each claims to be the sole depository of the truth; thus the New Testament contradicts the Torah, the Koran the New Testament. As for the Koran, it is but an assorted mixture of ‘absurd and inconsistent fables,’ which has ridiculously been judged inimitable, when, in fact, its language, style, and its much-vaunted ‘eloquence’ are far from being faultless.” According to Albert Hourani, “he laid emphasis on reason as the sole guide, and dismissed revelation a false and religion a dangerous.”


About God’s messenger, al-Razi continued, “On what ground do you deem it necessary that God should single out certain individuals [by giving them prophecy], that he should set them up above other people, that he should appoint them to be the people’s guides, and make people dependent upon them?” Al-Razi argued that, “it would be illogical for God to reveal himself only to a selected few. God should not set some individuals over others, and there should be between them neither rivalry nor disagreement which would bring them to perdition.” Concerning the link between violence and religion, Al-Razi expressed that “God must have known, considering the many disagreements between different religions, that "there would be a universal disaster and they would perish in the mutual hostilities and fightings. Indeed, many people have perished in this way, as we can see.”


He was also critical of the lack of interest among religious adherents in the rational and analysis of their beliefs, and the violent reaction which takes its place: “If the people of this religion are asked about the proof for the soundness of their religion, they flare up, get angry and spill the blood of whoever confronts them with this question. They forbid rational speculation, strive to kill their adversaries. This is why truth became thoroughly silenced and concealed.Al-name of so-and-so..”


Razi believed that common people had originally been duped into belief by religious authority figures and by the status quo. He believed that these authority figures were able to continually deceive the common people "as a result of [religious people] being long accustomed to their religious denomination, as days passed and it became a habit. Because they were deluded by the beards of the goats, who sit in ranks in their councils, straining their throats in recounting lies, senseless myths and "so-and-so told us in the name of so-and-so..”


He believed that the existence of a large variety of religions was, in itself, evidence that they were all man made, saying, "Jesus claimed that he is the son of God, while Moses claimed that He (God) had no son, and Muhammad claimed that he [Jesus] was created like the rest of humanity." and "Mani and Zoroaster contradicted Moses, Jesus and Muhammad regarding the Eternal One, the coming into being of the world, and the reasons for the [existence] of good and evil." In relation to the Hebrew's God asking of sacrifices, he said that "This sounds like the words of the needy rather than of the Laudable Self-sufficient one.”


Asked if a philosopher can follow a prophetically revealed religion, al-Razi frankly replies:
How can anyone think philosophically while listening to old wives' tales founded on contradictions, which obdurate ignorance, and dogmatism? Gentility of character, friendliness and purity of mind, are found in those who are capable of thinking profoundly on abstruse matters and scientific minutiae.


About Quran, al-Razi said: “You claim that the evidentiary miracle is present and available, namely, the Koran. You say: "Whoever denies it, let him produce a similar one." Indeed, we shall produce a thousand similar, from the works of rhetoricians, eloquent speakers and valiant poets, which are more appropriately phrased and state the issues more succinctly. They convey the meaning better and their rhymed prose is in better meter. ... By God what you say astonishes us! You are talking about a work which recounts ancient myths, and which at the same time is full of contradictions and does not contain any useful information or explanation. Then they say: “Produce something like it”? [Wikipedia]


Custom, tradition, and intellectual laziness lead men to follow their religious leaders blindly. Religions have been the sole cause of the bloody wars that have ravaged mankind. Religions have also been resolutely hostile to philosophical speculation and to scientific research. The so-called holy scriptures are worthless and have done more harm than good, whereas the writings of the ancients like Plato, Aristotle, Euclid, and Hippocrates have rendered much greater service to humanity.”


About religious devotees al-Razi wrote: “The people who gather round the religious leaders are either feeble-minded, or they are women and adolescents. Religion stifles truth and fosters enmity. If a book in itself constitutes a demonstration that it is true revelation, the treatises of geometry, astronomy, medicine and logic can justify such a claim much better than the Quran”.


His views on religion in general and Islam in particular earned him public condemnation for blasphemy. Al-Razi’s hostility towards the Islamic creed even angered some of the prominent thinkers of the Islamic world with liberal leaning, including Alberuni. Only bits and pieces of his refutation of revealed religion are left in a refutation of his book by an Ismaili author. From this, it is clear that the greatest mind of the Islamic golden age was not sympathetic towards Islam at all. Almost all of Ar Razi’s philosophical books were destroyed by the revival force of back to Islamic darkness.


2. Avicena or Ibn Sina (973-1037): The Uzbek born great philosopher, physician and scientist Abu Ali Sina, known as Avicenna in the West. His “major contribution to medical science was his famous book al-Qanun, known as the "Canon" in the West. The Qanun fi al-Tibb is an immense encyclopedia of medicine extending over a million words. It surveyed the entire medical knowledge available from ancient and Muslim sources. Due to its systematic approach, formal perfection as well as its intrinsic value, the Qanun superseded Razi's Hawi, Ali Ibn Abbas's Maliki, and even the works of Galen, and remained supreme for six centuries" (1) This book was taught as the textbook to the students of Medicine in the University of Bologna until the 17th Century.


“Avicenna's philosophy was based on a combination of Aristotelianism and Neoplatonism. Contrary to orthodox Islamic thought, Avicenna denied personal immortality, God's interest in individuals, and the creation of the world in time. He was holding philosophy superior to theology. In his commentary on theology, he dealt with God, creation, and angels etc. and many of his views on them stood in clear contradiction with their conception in the Islamic theology. He rejected the central Islamic doctrine of resurrection of the dead in flesh and blood. Ibn-Sina had also thoroughly rejected religions, including Islam, as lies. However, as Ibn Sina himself hailed from Khurasan, one cannot dismiss the possible influences of Buddhism, Zoroastrianism and Hinduism on his philosophy. Because of his views, Avicenna became the main target of an attack on such philosophy by the Islamic philosopher al-Ghazali and was even called “apostate.”


3. Al-Ma'arri, (973-1057): the greatest Syrian philosopher poet, skeptic and freethinker known as Lucretius of the East, al-Ma’arri was born in Syria and became blind at the age of five. Al-Ma’arri despised religions in general and Islam in particular. In condemnation of religions in general, he wrote his poetic verses:


“Religion are noxious weeds and fable invented by the ancients, worthless except for those who exploit the credulous masses.”


“Hanifs ( Muslims) are stumbling, Christians all astray
Jews wildered, Magians far on error's way.
We mortals are composed of two great schools
Enlightened knaves or else religious fools.”


Ma’arri’s contempt of all religions and their prophets were expressed as:


"Do not suppose the statements of the prophets to be true. Men lived comfortably till they came and spoiled life. The "sacred books" are only such a set of idle tales as any age could have and indeed did actually produce."


“ The Prophets, too, among us come to teach,
Are one with those who from the pulpit preach;


They pray, and slay, and pass away, and yet
Our ills are as the pebbles on the beach
Mohammed or Messiah! Hear thou me,
The truth entire nor here nor there can be;
How should our God who made the sun and the moon
Give all his light to One, I cannot see.”,


Al-Ma’arri further states that the so-called sacred rites and creed are deceptive invention of dishonest and greedy men:


Oh fools, awake! The rites a sacred hold
Are but a cheat contrived by men of old
Who lusted after wealth and gained their lust
And died in baseness – and their law is dust.


Al-Ma’arri calls the sacred books out and out fiction and forgery and regards “reason” as the only means of uncovering the truth:
They recite their sacred books, although the fact informs me
that these are a fiction from first to last.
O reason, Thou (alone) speakest the truth
Then perish the fools who forged the religious traditions or interpreted them!


4. Omar Khayyam (1048-1122):
He was one of the greatest mathematicians, astronomers, and poets of Iran whose Ruba’iyat (quatrains) are translated into most of the languages of the world and who has earned a universal recognition by everyone. Omar Khayyam was an epicurean philosopher, a rationalist skeptic and freethinker and follower of Greek philosophy, and scornful of religion and in particular of Islam. His views on Islam were in sheer contradiction with its fundamental precepts. He objected to the notion that every particular event and phenomenon was the result of the intervention of Allah. He did not believe in resurrection, Judgment Day or rewards and punishments in an alleged afterlife. Instead he was a naturalist and maintained all phenomena of observed on earth were guided by the laws of nature.


The following poem from his famous Rubayyat, will clearly highlight his mindset about his love of freethinking rational Greek philosophy against blind-faith theological Islamic doctrines:


"If Madrasahs of those drunks
Became the educational institutes
Of teaching philosophy of
Epicures, Plato and Aristotle;
If Abode and Mazars of Peer and Dervish
Is turned into research institutes,
If men instead of following blind faith of religion
Should have cultivated ethics,
If the abode of worships were turned into
Centers of learning of all academic activities,
If instead of studying religion, men
Would have devoted to develop mathematics - algebra,
If logic of science would have occupied the place of
Sufism, faith and superstition,
Religion that divides human beings
Would have replaced by humanism…
Then world would have turned into haven,
The world on other side then would have extinguished
The world would then become full of
Love-affection-freedom-joy,
And there is no doubt about it."

Edward Fitzgerald sums up the delightful nature of Omar Khayyam and his philosophy thus:


"...Omar’s Epicurean Audacity of thought and Speech caused him to be regarded askance in his own time and country. He is said to have been especially hated and dreaded by the Sufis, whose practice he ridiculed, and whose faith amounts to little more than his own, when strips of the Mysticism and formal recognition of Islamism under which Omar would not hide.”


Khayyam did not believe in any other world except this one. He was more concerned to enjoy the simple pleasures of life than confused world of the unknown. He was an agnostic par excellence “preferring rather to soothe the soul through the senses into acquiescence with things as he saw them, than to perplex it with vain disquietude after what they might be.”


Here are some examples Omar’s quatrains translated by Fitzgerald
Some for the Glories of This World; and some
Sigh for the Prophet’s Paradise to come;
Ah, take the Cash, and let the Credit go
Nor heed the rumble of a distant Drum!
Why, all the Saints and Sages who discuss’d
Of the Two Worlds so learnedly, are thrust
Like foolish Prophets forth; their Words to Scorn
Are scatter’d, and their Mouths are stopt with Dust.
Dreaming when Dawn’s Left Hand was in the Sky
I heard a Voice within the Tavern cry:
‘Awake, my Little ones, and fill the Cup
Before Life’s Liquor in its Cup be dry.’


5. Ibn Rushd (1126-1198): This great mind born in Andalusa, Spain and was an important philosopher and scientist, known in the Western world as Averroes. His influence on European thought tends to be forgotten by Arabs and Europeans alike. But in the 13th and 14th century Averroism was as influential as was Marxism in the 19th century. Ibn Rushd worked as a mediator between the Arabic and the Western world by commenting and interpreting Greek philosophers such as Aristotle and Plato, making them accessible to Arabic culture. He considered Aristotle as ‘the Prefect Man’. He wrote extensive commentaries on Aristotle and earned the epithet of “The Commentator”. “He expounded the Quran in Aristotelian terms. In many of his works, he also tried to mediate between philosophy and religion.


Religious leaders did not always praise his works; he was condemned for heresy by the Christian, the Jewish and the Islamic orthodoxy and his works were frequently banished and burnt.” Ibn Rushd fell out of favor with the Caliph due to the opposition that theologians had raised against his writings. He was accused of heresy, interrogated and banned to Lucena, close to Cordova. At the same time, the Caliph ordered the books of the philosopher to be burnt, with the exception of his works on Medicine, Arithmetics and Elementary Astronomy (around 1195). Somewhat later the Caliph revoked the banishment and called Ibn Rushd back to Marrakesh. The works of Ibn Rushd also aroused admiration in Europe, even among those theologians who saw a danger for religious faith in his writings. In the 13th century, Ibn Rushd was condemned by bishops from Paris, Oxford and Canterbury for reasons similar to those that had caused his condemnation by the orthodox Muslims in Spain.


Abu Yaqub, the Caliph of Morocco, called him to his capital and appointed him as his physician in place of Ibn Tufail. His son Yaqub al-Mansur retained him for some time but soon Ibn Rushd's views on theology and philosophy drew the Caliph's wrath. All his books, barring strictly scientific ones, were burnt and he was banished to Lucena. However, as a result of intervention of several leading scholars he was forgiven after about four years and recalled to Morocco in 1198; but he died towards the end of the same year. Ibn Rushd was a liberal, an exponent of liberation of women and regarded “much of the poverty and distress of the times arises from the fact that women are kept like “domestic animals or house plants for purposes of gratification, of a very questionable character besides, instead of being allowed to take part in the production of material and intellectual wealth, and in the preservation of the same.


6. Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi (780-850): Was born in Khwarizmi (now Khiva) in Uzbekistan. He worked most of his life as a scholar in the house of wisdom (established by Caliph al-Mamun) in Banghdad. He was a Persian mathematician, astronomer, astrologer and geographer. Some of his contributions were based on earlier Persian and Babylonian Astronomy, Indian numerals, and the Greek sources.


His Algebra was the first book on the systematic solution of linear and guadratic equations. Consequently he was considered father of algebra, a title he shares with Diophantus. Latin translations of his Arithmatic, on the Indian numerals, introduced the decimal positional number system to the Western world in the 12th century. He revised and updated Ptolemy’s Geography as well as writing several works on astronomy and astrology. His contributions not only made a great impact on mathematics, but on language as well.


Most of the positional base 10 numeral systems in the world have originated from India which first developed the concept of positional numerology. The Indian numeral system is commonly referred to the West as Hindu-Arabic numeral system, since it reached Europe through the Arabs.


History of Algebra: The Chinese, the Persians, and the people of India used algebra thousands of years ago. The Babylonians, Egyptians, and Greeks contributed to the early development of algebra. Al-Khwarizmi a teacher in the mathematical school in Baghdad, collected and improved the advances in algebra of previous Hindu and Arab scholars. His works included the translation of Greek and Sanskrit scientific manuscript.


Acording to the historian al-Tabari—al-khwarizmi was an adherent of the old Zorostrian religion. Others considered him as orthodox Muslim. Nevertheless, al-Khwarizmi never indicated that he was influenced by religiousity or he received any scientific theory out of Koran or hadiths.



7. Al-Biruni (973-1048): born in Khwarezm, Khorasan (now Uzbekistan) Abu Rayhan Biruni, (widely known as Al-Biruni) was a Persian-born Muslim polymaths. He was a sceintist and physicist, an antropologist, an astronomer, an astrologer, an encyclopedist, a historian, a geographer, a geologist, a mathmatician, philosopher, teacher, and a traveller. He was the first muslim scholar to study about India and the Brahminical tradition and has been described as the father of Indology.


In Islamic theology, al-Beruni assigned to the Qur’an a separate and autonomous realm of its own and held that the Qur’an dose not interferes in the business of science nor does it infringe on the realm of science.


8. Yaqub ibn Ishaq al-Kindi (c. 801–873):
Al-Kindi was born in Kufa (modern Iraq) a Muslim Arab polymath. He was a philosopher, scientist, astrologer, astronomer, chemist, mathematician, musician, physician and physicist who was well known for his utmost interest in Greek philosophy. He was the first prominent philosopher of the Islamic world and was a member of the former Christian Arab tribe of Al-Kinda and was the only pure blooded Arab philosopher. The Italian Renaissance scholar Geralomo Cardano (1501–1575) considered him one of the twelve greatest minds of the Middle Ages.


Al-Kindi became a prominent figure in the House of Wisdom, and a number of Abbasid Caliphs appointed him to oversee the translation of Greek scientific and philosophical texts into the Arabic language. This contact with "the philosophy of the ancients" (as Greek philosophy was often referred to by Muslim scholars) had a profound effect on his intellectual development, and lead him to write a number of original treatises of his own on a range of subjects ranging from metaphysics and ethics to mathematics and philosophy and pharmacology. In the field of mathematics, al-Kindi played an important role in introducing Indian numerals to the Islamic and Christian world.


His own thought was largely influenced by the Neo-Platonic philosophy of Proclus, Plotinus and John Philoponus, amongst others, although he does appear to have borrowed ideas from other Hellenistic schools as well. Earlier experts had suggested that he was influenced by the Mutazilite school of theology, because of the mutual concern both he and they demonstrated for maintaining the pure unity (tawhid) of God. However, such agreements are now considered incidental, as further study has shown that they disagreed on a number of equally important topics.


During his life, al-Kindi was fortunate enough to enjoy the patronage of the pro-Mutazilite Caliphs al-Ma'mun and al-Mu'tasim, which meant he could carry out his philosophical speculations with relative ease. This would change significantly towards the end of his life when al-Mutawakkil supported the more orthodox Asharite school, and initiated persecution of various unorthodox schools of thought, including the philosophers. He also engaged in disputations with the Mutazilites, whom he attacked for their belief in atoms. But the real role of al-Kindi in the conflict between philosophers and theologians would be to prepare the ground for debate. His works, says Deborah Black, contained all the seeds of future controversy that would be fully realized in al-Ghazali's Incoherence of the Philosophers.


9. Al-Farabi (870-950):
Al-Farabi, the Turkoman thinker, was the greatest scientists and philosophers of the Islamic world. Among the scholars of the Middle Period - (tenth and eleventh centuries ad) al-Farabi was considered the foremost Aristotelian, and was indeed known as the Second Teacher (Aristotle himself being the First Teacher). He made notable contributions to the fields of mathematics, philosophy, medicine, sociology and music. He was inspired by the Platonism and Neo-Platonism and was a great exponent of the Aristotelian school of philosophy. He wrote rich commentaries on Aristotle and like al-Razi, he considered reason superior to revelation and advocated for the relegation of prophecy to philosophy. According to him as quoted by Nicholson, “…reason should govern and control the life of man. He definitely did not believe in the inherent doctrines of the Islamic creed and wished it could be reformed guided by philosophy. He was also a major political scientist and may rightly be acclaimed as one of the greatest of Islamic philosophers of all time. While his name tends to be overshadowed by that of Ibn Sina, it is worth bearing in mind that the latter was less original than the former.


10. Geber Geber: (721-815):
Geber, aka Abu Musa Jabir ibn Hayyan, was a prominent Islamic alchemist, pharmacist, philosopher, astronomer, and physicist. He has also been referred to as "the father of Arab chemistry" by Europeans. His ethnic background is not clear; although most sources state he was an Arab, some describe him as Persian. Jabir was born in Tus, Khorasan, in Iran, which was at the time ruled by the Umayyad Caliphate. He was the son of Hayyan al-Azdi, a pharmacist of the Arabian Azd tribe who emigrated from Yemen to Kufa (in present-day Iraq) during the Umayyad Caliphate.


Jabir is mostly known for his contributions to chemistry. He emphasised systematic experimentation, and did much to free alchemy from superstition and turn it into a science. He is credited with the invention of many types of now-basic chemical laboratory equipment, and with the discovery and description of many now-commonplace chemical substances and processes - such as the hydrochloric and nitric acids, distillation, and crystalization that have become the foundation of today's chemistry and chemical engineering. Jabir's alchemical investigations were theoretically grounded in an elaborate numerology related to Pythagorean and Neoplatonic systems. In his writings, Jabir pays tribute to Egyptian and Greek alchemists Hermes Trismegistus, Agathodaimon, Pythagoras, and Socrates.


His books strongly influenced the medieval European alchemists and justified their search for the philosopher's stone. In spite of his leanings toward mysticism (he was considered a Sufi) and superstition, he more clearly recognised and proclaimed the importance of experimentation. Jabir became an alchemist at the court of Caliph Harun al-Rashid, for whom he wrote the Kitab al-Zuhra ("The Book of Venus", on "the noble art of alchemy"). In the middle Ages, Jabir's treatises on chemistry were translated into Latin and became standard texts for European alchemists.


11. Abulcasis (936-1013):
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas al-Zahrawi (known in the west as Abulcasis) was a Spanish Muslim Philosopher born in 936 A.D. in Zahra in the neighbourhood of Cordova. He became one of the most renowned surgeons of the Muslim era and was physician to King Al-Hakam-II of Spain. After a long medical career, rich with significant original contribution, he died in 1013 A.D. He is best known for his early and original breakthroughs in surgery as well as for his famous Medical Ecyclopaedia called Al-Tasrif, which is composed of thirty volumes covering different aspects of medical science. He is considered the father of modern surgery and as Islam’s greatest medieval surgeon whose comprehensive medical texts, combining Arab medicine and Greco-Roman teachings, shaped both Islamic and European surgical procedures up until the Renaissance. His greatest contribution to history is the Kitab al-Tasrif, a thirty-volume encyclopedia of medical praxctices. According to Dr. Cambell (History of Arab Medicine), his principles of medical science surpassed those of Galen in the European medical curriculum.


12. Abu Hamid al-Ghazali [aka: Algazel] (450-505 AH) or (1058-1111 AD): was born and died in Tus, in the Khorasan province of Persia (Modern day Iran). He was one of the greatest Muslim theologians, jurist, philospher and mystics of the 12th Century. He wrote on a wide range of topics including jurisprudence, theology, mysticism and philosophy.


Imam Al-Ghazali is widely known for his heroic role to defeat Mu‘tazilites (rationalized movement) and revived pure Islam. While it is well known that Al-Ghazali himself intended to "shut the door of ijtihad" (the process through which Islamic scholars can generate new rules for Muslims) completely and permanently, which led the Islamic societies to be "frozen in time". Works of critics of Al-Ghazali (such as Ibn-Rushd, a rationalist), as well as the works of any ancient philosopher, were practically forbidden in these "frozen socities" through the centuries. As a result, all chances were lost to gradually revitalize religion of Islam. His 11th century book titled “The Incoherence of the Philosophers” marks a major turn in islamic epistemology (study of the nature, methods, limitations, and validity of knowledge and belief) and marked a turning point in Islamic philosophy in its vehement rejections of Aristotle and plato. The book took aimed bitter attack to the group of Islamic philosphers (from the 8-11 centuries) most notablely Avicenna and Al-Frabi etc. who drew intellectually upon the Ancient Greeks. Ghazali bitterly denounced Aristotle, Socretics and other Greek philosophers and writers. And lebeled those who adopted their methods and ideas as corruptters of the true islamic faith.

Another of Ghazali’s major work was: Ihya al-Ulum al-Din (The revival of religious sciences) was widely regarded as the greatest work of Muslim spirituality, and has, for centuries, been the most read work after the Qur’ān in the Muslim world. In this book Imam Ghazali rejuvenated Islamic dogmas (full of ridiculous hadiths with untold superstitions and absurdities) only to push back Muslim societies deep into the darkness of Islamic radicalism. He mastered philosophy and then criticized it in order to Islamicize it. Philosophy declined in the Sunni world after al-Ghazali, and his criticism of philosophers (Islamic luminaries who followed Aristotles, Pluto, Socretics etc) certainly accelerated this decline. Nearly a century later, IBN RUSHD (Averroes) made desperate efforts to resist the trend by refuting al-Ghazali’s Tahafut in his Tahafut al-tahafut (The Incoherence of the Incoherence) and Fasl al-maqal (The Decisive Treatise), but he could not stop it.
»»  READMORE...