Kamis, 24 Mei 2012

METODE PEMBELAJARAN DENGAN BERMAIN PERAN

Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi atau menirukan suatu pebuatan untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Peniruan tersebut hanya bersifat pura-pura, namun dapat memperjelas materi pelajaran yang bersangkutan. Bentuk simulasi dapat berupa role playing (bermain peran), sosiodrama, atau permainan.

    Tujuan Penggunaan Metode bermain peran di antaranya :
  1. Agar menghayati suatu kejadian atau hal yang sebenarnya terdapat dalam realita kehidupan
  2.  Agar memahami sebab akibat suatu kejadian
  3. Sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan tertentu
  4. Sebagai alat mendiagnosa keadaan, kemampuan dan kebutuhan siswa
  5. Pembentukan konsep diri (self concept)
  6. Menggali peran-peran seseorang dalam suatu kehidupan kejadian dan keadaan
  7. Menggali dan meneliti nilai-nilai atau norma-norma dan peran budaya dalam kehidupan
  8. Membantu siswa dalam mengklasifikasikan atau memperinci, memperjelas pola berpikir, berbuat dan memiliki keterampilan dalam membuat atau mengambil keputusan menurut caranya sendiri
  9. Alat hubung untuk membina struktur sosial dan sistem nilai lingkunganya
  10. Membina kemampan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis analitis berkominkasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain
  11. Melatih siswa dalam mengemdalikan dan memperbaharui perasaan, cara berpikirnya dan perbuatannya.
    Manfaat Penggunaan Metode bermain peran di antaranya :
  1. membantu siswa menemukan makna dirinya dalam kelompok
  2. membantu siswa memecahkan persoalan pribadi dengan bantuan kelompok
  3. memberi pengalaman bekerjasama dalam memecahkan masalah
  4. memberi siswa pengalaman mengembangkan sikap dan keterampilan memecahkan masalah 

 Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model pembelajaran, yakni:
  1. kualitas pemeranan,
  2. analisis dalam diskusi
  3. pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata
Menurut Shaftel (1967) mengemukakan sembilan tahap bermain peran yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran yaitu :
  1. menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik
  2. memilih partisipan/peran
  3. menyusun tahap-tahap peran
  4. menyiapkan pengamat
  5. pemeranan
  6. diskusi dan evaluasi
  7. pemeranan ulang
  8. diskusi dan evaluasi tahap dua
  9. membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan

0 komentar:

Posting Komentar