Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi atau menirukan suatu pebuatan untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Peniruan tersebut hanya bersifat pura-pura, namun dapat memperjelas materi pelajaran yang bersangkutan. Bentuk simulasi dapat berupa role playing (bermain peran), sosiodrama, atau permainan.
� Tujuan Penggunaan Metode bermain peran di antaranya :
- Agar menghayati suatu kejadian atau hal yang sebenarnya terdapat dalam realita kehidupan
- Agar memahami sebab akibat suatu kejadian
- Sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan tertentu
- Sebagai alat mendiagnosa keadaan, kemampuan dan kebutuhan siswa
- Pembentukan konsep diri (self concept)
- Menggali peran-peran seseorang dalam suatu kehidupan kejadian dan keadaan
- Menggali dan meneliti nilai-nilai atau norma-norma dan peran budaya dalam kehidupan
- Membantu siswa dalam mengklasifikasikan atau memperinci, memperjelas pola berpikir, berbuat dan memiliki keterampilan dalam membuat atau mengambil keputusan menurut caranya sendiri
- Alat hubung untuk membina struktur sosial dan sistem nilai lingkunganya
- Membina kemampan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis analitis berkominkasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain
- Melatih siswa dalam mengemdalikan dan memperbaharui perasaan, cara berpikirnya dan perbuatannya.
� Manfaat Penggunaan Metode bermain peran di antaranya :
- membantu siswa menemukan makna dirinya dalam kelompok
- membantu siswa memecahkan persoalan pribadi dengan bantuan kelompok
- memberi pengalaman bekerjasama dalam memecahkan masalah
- memberi siswa pengalaman mengembangkan sikap dan keterampilan memecahkan masalah
� Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model pembelajaran, yakni:
- kualitas pemeranan,
- analisis dalam diskusi
- pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata
Menurut Shaftel (1967) mengemukakan sembilan tahap bermain peran yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran yaitu :
- menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik
- memilih partisipan/peran
- menyusun tahap-tahap peran
- menyiapkan pengamat
- pemeranan
- diskusi dan evaluasi
- pemeranan ulang
- diskusi dan evaluasi tahap dua
- membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan
0 komentar:
Posting Komentar